Jual Alat Kesehatan dan Jas Dokter Murah

JASMINE MEDICAL SURABAYA. JL. GUBENG KERTAJAYA 4 RAYA NO 9 SURABAYA. Buka SENIN sd JUMAT 16.00-20.00, SABTU-MINGGU SESUAI PERJANJIAN. No Hp/sms/whatsapp/line: 081332634645

25 Januari 2009

Gerakan Indonesia Bangkit: Kiprah Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dalam Isu-Isu Kemanusiaan Nasional dan Internasional*

| 25 Januari 2009 | 4 komentar

Gerakan Indonesia Bangkit: Kiprah Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dalam Isu-Isu Kemanusiaan Nasional dan Internasional*

Rasanya sulit memulai dari sisi mana bangsa ini berbenah, berbagai masalah tengah menghimpit Indonesia. Indonesia tengah berduka, badai ekonomi yang terpuruk karena krisis global dunia dapat dirasakan salah satunya dengan berapa mahal harga sembako di Indonesia, ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dunia usaha yang lagi lesu, ancaman kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar tak hanya di Indonesia tapi juga dunia. Kita lihat, Intel Corporation telah mengurangi jumlah karyawannya, Microsoft mempunyai masalah yang sama bahkan industri porno di Amerika pun milih minta bailout, dikatakan bahwa industri porno telah mengalami kelesuan akibat krisis finansial global dan masyarakat memerlukan kepuasaan seksual dalam hal ini membuka situs-situs konten dewasa untuk mengurangi stres.



Di Indonesia-pun tak kalah pelak, lihat bagaimana di media massa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menangis setiap ada perusahaan yang mem-PHK buruh atau karyawannya, suatu hal yang patut dipuji bagi seorang pemimpin bangsa ini bahwa kita harus berpikir kedepan bahwa PHK akan menimbulkan kegoncangan ekonomi nasional terutama bagi masyarakat miskin. Masalah konflik-konflik berkepanjangan hanya soal sepele sering kita lihat memicu dendam sekelompok orang yang merasa lebih hebat, lebih kuat, dan lebih-lebih yang lain menindas masyarakat miskin tanpa sisa. Tak pelak kita lihat keatas yang kaya semakin kaya yang miskin semakin termarginalkan. Tapi apapun profesinya Indonesia harus bangkit, kita dituntut untuk selalu bisa memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa ini. Sisi kemanusiaan dan kesehatan agaknya menjadi barang yang mahal, karena terabaikannya akibat himpitan ekonomi. Padahal pemerintah melalui Departemen Kesehatan bekerjasama dengan Askes telah menjamin berobat murah bahkan gratis lewat Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Disisi lain ada sebuah kebutuhan untuk membantu dan berdampingan dengan Pemerintah mengatasi masalah kesehatan ini. Berawal dari banyaknya isu-isu kemanusiaan di Indonesia dan Internasional inilah seperti bencana alam, konflik-konflik kemanusiaan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) yang didirikan pada Sabtu 08 Juni 2002 bertepatan dengan tanggal 27 Rabiul Awwal 1423 H tumbuh sebagai organisasi bersifat sosial tanpa memandang ras, politik maupun kesukuan. Melihat banyaknya penderitaan kemanusiaan masyarakat Indonesia Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dengan prinsip dasar Keikhlasan, Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesatuan, dan Kesemestaan tampil terdepan dalam menangani kasus-kasus bencana tak hanya di tanah air tetapi juga Internasional.

Berbagai bidang telah menghiasi lembaran Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) di kancah dalam maupun luar negeri. Diantaranya di tingkat Internasional pengiriman tim medis Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) di kamp pengungsian di Libanon tahun 2006 yang dibombardir Israel jauh sebelum Israel menghantam kota Gaza Palestina selama 22 hari yang lalu. Ketua Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dr. Basuki Supartono, Sp. OT, FICS, MARS yang juga dokter spesialis Bedah Orthopaedi turun langsung dalam penyaluran bantuan kemanusiaan ini di Libanon maupun di Jalur Gaza Palestina. Saat ini BSMI disibukkan pada agenga penyaluran korban gempa di Manokwari dan tentunya pengiriman bantuan ke Gaza, Palestina.


Ketua BSMI Surabaya dr. Arif Basuki Sp. An didepan Ambulan yang dihibahkan ke Masyarakat Libanon

Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Akan Lenyap Untuk Selamanya

Suatu subjudul yang berat untuk dituliskan, itulah tulisan apa adanya. Kiprah Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) akan dikhitan habis dengan RUU Lambang Palang Merah yang sedang digodok di Pemerintah dan komisi III DPR-RI. Masalah kemanusiaan di Indonesia sedang dimonopoli oleh RUU ini, RUU ini mencoba memutuskan siapa lebih berhak memakai lambang palang merah di Indonesia. Apa Palang Merah Indonesia dengan gambar palang merah-nya atau Bulan Sabit Merah Indonesia dengan Lambangnya Bulan Sabit Merah-nya. Karena sesuai konvensi Internasional dalam satu Negara hanya diperbolehkan satu lambang Palang Merah. Inilah dilema bangsa kita, Palang Merah Indonesia yang dibentuk oleh kolonial Belanda merupakan organisasi Palang Merah yang pertama dibentuk bangsa kita, sedangkan Bulan Sabit Merah Indonesia dibentuk mulai tahun 2002. Dimana hanya Indonesia satu-satunya Negara muslim yang masih menggunakan lambang palang merah (redcross). Sedangkan Negara muslim yang lain di dunia menggunakan lambang bulan sabit merah sebagai symbol palang merah di negaranya. Pertanyaan kemudian timbul, apakah sebuah organisasi kemanusiaan di Indonesia harus dimonopoli oleh satu organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) saja? Sebuah dilemma bagi bangsa ini apabila sisi kemanusiaan hanya dimonopoli oleh sebuah organisasi saja, bukankah Bulan Sabit Merah Indonesia meski lahirnya belakangan telah memberikan bantuan dan kontribusi nyata bagi kemanusiaan di tanah air dan luar negeri.

Unit Aksi Cepat Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Telah Memberikan Kontribusi Nyata

Press Realese : BSMI Terjunkan 5 Dokter Spesialis ke Libanon
Jakarta (7/8). Menanggapi serangan udara besar-besaran dari Israel yang menewaskan lebih dari 900 warga sipil, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) akan mengirimkan 5 dokter spesialis ke Beirut Libanon pada Senin, 14 Agustus 2006. Tim medis BSMI akan bergerak cepat mengaktifkan Rumah Sakit (RS) dan sarana kesehatan di sekitarnya, selain itu mereka akan menyalurkan obat-obatan dan alat-alat medis sumbangan dari rakyat Indonesia yang disalurkan melalui BSMI.
BSMI menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas situasi dan kondisi yang dialami rakyat Libanon. dr. Basuki Supartono, SpOT, FICS, MARS sebagai Ketua Umum BSMI mengungkapkan "Kami akan menggerakkan segenap kemampuan untuk membantu meringankan beban penderitaan bangsa Libanon dan Palestina. Hal ini tentu akan berjalan baik dan maksimal atas doa dan dukungan rakyat Indonesia seutuhnya". Konflik yang terjadi lebih dari tiga minggu ini telah menewaskan lebih dari 900 jiwa dan menciderai sekitar 3000 warga, korban tidak hanya berasal dari militer namun mayoritas dari kalangan rakyat sipil dan anak-anak di bawah usia dua belas tahun.
Dr Basuki mengungkapkan bahwa sebagai rakyat Indonesia yang delapan puluh persen penduduknya beragama Islam tentunya harus menunjukkan kepedulian kita. Sesungguhnya musibah seperti ini akan meningkatkan persatuan dan kepedulian kita terhadap sesama manusia.
BSMI memilih dokter-dokter yang profesional dibidangnya dan telah memiliki pengalaman di wilayah bencana dan peperangan diantaranya pada perang Irak, bencana Tsunami Aceh, konflik Papua, bencana gempa bumi DI Yogyakarta dan Jateng, bencana gempa bumi dan Tsunami Pangandaran, dan sebagainya.
Dr Basuki menjelaskan bahwa "Tim medis BSMI yang dikirimkan terdiri dari 5 dokter spesialis yaitu dr. Basuki Supartono, SpOT, FICS, MARS (dokter spesialis bedah tulang), dr Agoes Kooshartoro, SpPD (dokter spesialis penyakit dalam), dr Arif Basuki, SpAN (dokter spesialis anastesi), dr. Eko Agus Subagyo, SpBS (dokter spesialis bedah syaraf), dan dr. Fuady Yatim, SpKJ (dokter spesialis kejiwaan)".
"Menyadari situasi ini dengan sepenuh hati, Tim medis BSMI sesampainya di Libanon akan segera mengaktifkan rumah sakit-rumah sakit dan sarana kesehatan dengan memberikan pelayanan medis berupa pengobatan, operasi, konsultasi, dan perawatan medis. Selain itu, obat-obatan dan alat-alat kesehatan dari rakyat Indonesia yang disalurkan melalui BSMI akan diserahkan dan di manfaatkan sebaik-baiknya untuk rakyat Libanon dan Palestina", ujar dr. Basuki.
Tim medis BSMI akan memasuki Beirut Libanon melalui jalur Suriah. "Kita tidak dapat masuk langsung masuk ke Beirut karena Bandara Internasional Beirut ditutup akibat rusak berat akibat gempuran Israel".
Tim medis BSMI akan mengetahui secara lebih detail mengenai tempat dan lokasi yang sangat membutuhkan pertolongan setelah berkoordinasi dan berinteraksi langsung dengan seluruh fihak yang terkait terutama di bidang kesehatan di Libanon, sehingga bantuan dapat diberikan berkelanjutan secara cepat dan tepat. "Kami menyerukan kepada segenap bangsa Indonesia dan dunia Internasional untuk menggerakkan segala potensi untuk membantu meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita di Libanon dan Palestina," himbau dr Basuki.

Mari Dukung Keberangkatan Tim Medis BSMI untuk Rakyat Palestina dan Libanon

Testimonial Terhadap Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI)

DR. dr. Siti Fadilah Supari, SpJP (K)
Menteri Kesehatan RI
Saya mengakui peran BSMI cukup besar dalam membantu masalah bencana dan kemanusiaan di Indonesia. Mereka turun dengan sigap membantu para korban bencana di berbagai daerah di Indonesia. Saya berharap mereka juga bisa mengirimkan tim kemanusiaannya ke daerah-daerah terpencil seperti Nabire, tidak hanya di Aceh. Dan selama ini, BSMI selalu berkoordinasi dengan Depkes terutama saat akan mengirimkan tim kemanusiaanya ke daerah bencana. Semoga kian berperan dalam misi kemanusiaan di Indonesia

Dr. Hidayat Nurwahid, MA
Ketua MPR RI
BSMI telah membuktikan bahwa Islam merupakan agama penuh rahmat bagi kemanusiaan. Aksi-aksi yang telah dilakukannya baik di Alor, Nabire, dan Aceh merupakan bukti komitmen yang tinggi dari para aktivis BSMI. Semoga BSMI kian eksis menjalankan misi kemanusiaan agar bisa menjadi rahmatan lil'alamin.

H. Adhyaksa Dault, SH., MSi
Menteri Negara Pemuda dan Olahraga
BSMI adalah kumpulan aktivis-aktivis muda yang penuh semangat dan rela berkorban. Dengan misi Islam dan kemanusiaan mereka telah membuktikan kerja-kerja kongkret dalam membantu para korban bencana baik di dalam maupun luar negeri. Saya melihat para aktivis BSMI dengan semangat jihad fisabilillah sehingga selalu memiliki semangat tinggi dalam membantu sesama. Mereka rela meninggalkan istri dan anak-anak untuk terjun membantu saudara mereka yang mengalami musibah. Semoga kian eksis dan istiqomah.
(Sumber Testimonial: www.bsmipusat.net)

*dr. Yasin Fadillah adalah Dokter relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dan mantan anggota Humas Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Cabang Surabaya.

Antara Aku Untuk Negeriku dan Gerakan Indonesia Bangkit !!!


4 komentar:

d.e.e.n.a.r mengatakan...

hhmmm....
benernya tuh menurutku perkara lambang ini terlalu berlebihan
toh BSMI ato PMI sama2 bergerak di kemanusiaan kan
klo bisa dua2nya tetep eksis lah...

btw....
ketuanya BSMI keren juga...
lgsg brgkt ke gaza
keren!

Yasin Fadillah mengatakan...

iyah gerakan nyata BSMI buat rakyat Palestina..

@firmansm mengatakan...

di sama saya PMR nya dimusuhi PMI gara-gara kita pake lambang bulan sabit

kapan niy sgera dibuat hijrah besar-besar dari PMR ke BSMR?]

http://firman.web.id

Yasin Fadillah mengatakan...

Sebenarnya BSMR adalah salah satu bidang dari BSMI. Jadi BSMR sudah diakomodasi didalam BSMI. Coba tengok wesitw ini http://www.bsmi-surabaya.or.id/

Semoga membantu..

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
© Copyright 2010. Blog Dokter Indonesia . All rights reserved | FK UNAIR 2002 is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com